Apa sih Actuacting itu?


 Pengertian Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling ( nasehat).
Menggerakkan (actuating) menurut Tery berarti merangsanganggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dankemauan yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin.Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah mempunyai perananpenting dalam menggerakkan personal sekolah melaksanakan program kerjanya. Menurut Keith Davis, Actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untukmengerjakan sesuatu jika :
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih penting, atau mendesak,
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan

Bagian yang termasuk dalam manajemen pengarahan sebagai berikut:
       Motivasi: Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang orang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Motivasi adalah subyek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
     Komunikasi dalam Organisasi: Komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai dasar perencanaan, rencana-rencana harus dikomunikasikan pada pihak lain agar dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komuni kasi dengan bawahan tentang penugasan jabatan mereka. Komunikasi tertulis dan lisan adalah bagian esensi pengawasan. Manajer dapat melaksanakan fungsi fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
Kepemimpinan manajerial didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Implikasi penting dalam definisi tersebut yaitu: pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut; kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara pimpinan dan anggota kelompok; ketiga, pemimpin dapat juga memberikan pengaruh. Kepemimpinan merupakan bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran, sedangkan manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.


Pentingnya Actuating dalam Organisasi
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.



Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planing) dan usaha perorganisasian.
Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating) atau fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia
Actuating menurut para ahli
  1. Terry
          Actuating berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugas dengan antusias dan kemampuan yang 
          baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh seorang pemimpin.
  1. Keith DavisMerupakan kemampuan membujuk orang-orang melakukan tugas –tugas yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Pemimpin yang efektif cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan. Keefektifan kepemimpinan menunjukkan pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan, keputusan kerja, moral kerja, dan kontribusi wujud kerja. Prinsip utama dalam penggerakan adalah bahwa perilaku dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan yang positif yang dikendalikan dengan cermat.
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan.
2.2  Tujuan pergerakan (actuating)
Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
  1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
  2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
  3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
  4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
  5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
2.3  Fungsi penggerakan
Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan dibawah ini :
  • Penentuan masalah
  • Penetapan tujuan
  • Penetapan tugas dan sumber daya penunjang
  • Menggerakkan dan mengarahkan
  • Memiliki keberhasilan SDM
Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
fungsi penggerakan yaitu:
1. Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang bertugas harus :
  1. Mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan
  2. Mengkoordinasikan kegiatan
  3. Menyampaikan keputusan
  4. Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
  5. Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
    1. Pemantauan dan pengawasan
    2. Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan pengembalian barang )
    3. Akuntasi
    4. Organisasi
  6. Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan.
Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut:
1. Mengimplementasikan proses kepemimpinan,pembimbingan, dan pemberian  motivasi kepada tenagakerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalampencapaian tujuan
2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran danp roduktifitas yang tinggi.      
2.4 Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan
Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :
(1). Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
(a). Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin
(b). Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
(c). Memiliki kelancaran dalam berbicara
(d). Matang dalam berpikir dan emosi
(e). Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
(f). Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.
(2). Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
(a). Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
(b). Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude).
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
(3). Tata hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
(a). Komunikasi intern
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya.
(b). Komunikasi Ekstern
yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
(c). Komunikasi Horizontal
yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
(d). Komunikasi Vertikal
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
(4). Perangsang (Incentive) ;
insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
(5). Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
(6). Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
(1) Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
(2) Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).
2.5 Prinsip-Prinsip Penggerakan
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan anggota terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain, seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
2.6 Tahap-Tahap Penggerakan
Tindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik. Tindakan ini juga disebut motivating.
Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun ketrampilan staf.
Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
2.7 Teknik-Teknik Penggerakan yang Efektif
Menurut Azwar (1996) teknik-teknik penggerrakan yang efektif antara lain:

  • Memberikan penjelasan kepada setiap orang yang ada dalam organisasi, mengenai tujuan yang harus dicapai.
  • Setiap orang harus menyadari, memahami serta menerima dengan baik tujuan tersebut
  • Pimpinan menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan.
  • Setiap orang harus mengerti struktur organisasi.
  • Setiap orang harus menjalankan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi dengan baik.
  • Menekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan. 
  • Memperlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
  • Memberikan penghargaan serta pujian kepada pegawai yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mempu bekerja.
  • Meyakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.
Fungsi pengarahan (fungsi manajemen actuating) adalah fungsi pokok manajemen yang bisa dijalankan setelah fungsi perencanaan dan fungsi organisasi sudah terlaksana.

Fungsi Pengarahan

Pengertian fungsi pengarahan (directing) adalah kegiatan memberikan instruksi, perintah, petunjuk kepada orang lain. Untuk menjalankan apa yang telah direncanakan.

Siapa yang memberikan pengarahan ?

Dalam struktur manajemen, manajemen puncak akan memberikan pengarahan kepada manajemen pada tingkat dibawahnya. Manajemen ditingkat menengah akan memberikan pengarahan kepada manajemen ditingkat yang lebih bawah lagi.

Begitu seterusnya....

Sampai kepada orang yang mempunyai wewenang terakhir. Seperti mandor yang akan memberikan pengarahan terhadap para pekerja dilapangan.

actuating adalah


Pengarahan juga sering disebut dengan fungsi actuating (menggerakkan) atau fungsi directing. Artinya: manajer diposisi tinggi menggerakkan pihak yang berada di posisi tepat dibawahnya.

Actuating adalah usaha. Atau ikhtiar manajemen. Dijalankan agar tujuan manajemen tercapai. Tindakannya menggunakan perencanaan sebagai pedomannya.

Agar pengarahan berjalan dengan baik, dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang baik. Jiwa kepemimpinan yang baik bisa mengarahkan orang dengan baik. Dengan jelas. Saling kerja sama dan yang penting: tidak terjadi pertentangan. Atau paling tidak: meminimalisir potensi pertentangan. Yang bisa berujung pada konflik.

Bagaimana melakukan pengarahan yang baik?

Kuncinya: komunikasi.

Pemimpin harus punya kemampuan komunikasi yang baik. Jelas, mudah dimengerti. Pesan dan instruksi yang diberikan: harus sampai. Bisa diterima dengan baik. Supaya bisa dijalankan dengan baik juga.

Sebagus apapun perencanaannya, seganteng artispun manajernya, jika tidak punya kemampuan komunikasi yang baik: bahawan akan kesulitan menjalankan perintahnya. Mengeksekusi perencanaannya. Hasilnya tidak akan maksimal. Atau malah membuat masalah. Konflik. Ujung ujungnya: rugi.

Secara teori manajemen. Ada beberapa hal yang mesti dilakukan oleh pemimpin. Untuk mengarahkan anggota bawahannya.
  1. Memberi orientasi tugas yang harus dijalankan    
  2. Memberi petunjuk baik petunjuk umum dan petunjuk yang khusus
  3. Mempengaruhi anggota bawahan
  4. Memotivasi anggota yang menjalankan tugas.

Tujuan Fungsi Pengarahan 

"Hei kamu, kesini, kamu kerjakan ini. Susun yang benar, laporannya saya tunggu. Jangan lama lama". Ujar atasan kepada bawahan.

Percakapan tersebut adalah bagian kecil dari aktivitas pengarahan. Atasan menyuruh bawahan. Untuk melaksanakan tugasnya. Tapi, pengarahan tidak sesempit itu. Tidak hanya seperti itu. Tidak asal main suruh begitu. Bukan hanya bermanfaat menyuruh orang begitu.

Tapi ada banyak hal lain. Yang lebih mendasar: bagaimana pengarahan itu dijalankan dan apa saja manfaatnya. Yang bisa diperoleh. Ini beberapa tujuan fungsi pengarahan dalam manajemen:

#1. Memprakarsai Aksi (Initiatos Action)

Bawahan tidak akan memulai pekerjaan, jika tidak ada yang menyuruhnya. Tidak ada yang menuntunnya. Bawahan pasti takut salah. Takut tidak sesuai.

Untuk itu, pengarahan dari atasan sangat diperlukan.

Apa yang harus mereka lakukan?
Kapan harus dilakukan?
Bagaimana cara melakukannya?

Fungsi pengarahan bisa menjelaskan itu semua. Atasan harus mengkomunikasikannya.

Fungsi pengarahan membuat karyawan bisa memahami dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh atasan.

#2. Sebagai Alat Motivasi (Means of Motivation)

Hal yang umum: pegawai menjalankan apa yang diperintahkan hanya karena tugasnya. Dia bekerja untuk mencari uang. Motivasi pegawai: uang. Kadang tidak peduli dengan kondisi perusahaan. Dia hanya ingin bekerja dan mendapat uang.

Mereka menjalankan tugas yang diberikan. Selesai. Hasilnya? Belum tentu maksimal.

Siapa peduli.

Fungsi pengarahan bukan hanya tentang menyuruh. Bukan hanya menuntut. Tapi juga memotivasi pihak yang disuruh.

Setiap bawahan pasti punya masalahnya tersendiri. Punya hambatannya tersendiri. Dan juga punya motivasi tersendiri. Manajemen atas harus bisa memberikan penjelasan dan motivasi yang lebih. Untuk para bawahannya. Agar menjalankan tugasnya secara maksimal, mendetail.

Pemimpin harus dekat dengan bawahan. Membuatnya punya motivasi berlebih untuk menjalankan perintah yang sudah direncanakan. Kalau bisa: membaur dan menyediakan reward and punishment bagi bawahannya.

#3. Mengintegrasikan Upaya (Integrates Efforts)

Setiap perusahaan pasti memiliki beberapa bagian. Beberapa departemen. Tiap bagian tidak sama.
Yang punya tugasnya sendiri. Punya tanggungjawabnya sendiri. Dan mereka: berjalan sendiri.

Salah satu manfaat pengarahan adalah ini: membuatnya berjalan beriringan. Membuatnya saling bekerja sama. Membuatnya tidak saling konflik kesesama. Intinya: saling terintegrasi. Diantara bagian bagian, dintara departemen departemen, dan diantara individu individu dalam perusahaan.

Integrasi sangat perlu. Agar langkah perusahaan sesuai dengan rencana yang diinginkan. Tidak parsial, setengah setengah. Dan segala yang diusahakan menjadi efektif.

Agar berhasil, atasan harus melakukan "persuasive leadership". Pendekatan yang persuafi kepada semua orang yang menjalankan tugasnya. Dan komunikasi yang efektif antar bagian bagian diperusahaan.

Selama melakukan pengarahan, ini yang harus dilakukan oleh atasan: memberi petunjuk, instruksi, dan inspirasi kepada bawahan. Kepada setiap departemen.

Jadi tidak hanya main asal tunjuk dan asal suruh saja. 

#4. Menyediakan Stabilitasi (Privides Stability)

Perusahaan akan senang jika bekerja dalam kondisi yang stabil. Siapapun suka dengan kondisi yang stabil. Tidak sering terjadi perubahan. Tidak sering terjadi gejolak. Yang bisa merugikan. Dan memerlukan banyak penyesuaian.

Potensi konflik pasti ada.

Stabiltias perusahaan harus diciptakan. Kondisi internal perusahaan harus stabil. Agar semua bagian bisa berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Fungsi pengarahan bisa dimaksimalkan untuk masalah ini.

Ini yang harus dimiliki manajer: komunikasi yang efektif, persuasif, supervisi yang tegas dan motifiasi.

Komunikasi yang efektif diperlukan: agar orang mengerti tugas dan tanggungjawabnya. Mengerti apa yang harus dilakukan. Dan paham apa efek negatifnya.

Komunikasi yang persuasif diperlukan: agar orang yang tidak setuju menjadi setuju. Yang menolak menjadi menerima.

Supervisi yang tegas diperlukan: agar orang mematuhi perintahnya, menjalankan perintah dengan semestinya, tidak berani melakukan penyimpangan.

Motivasi diperlukan: Agar yang malas menjadi semangat, yang semangat jadi lebih semangat, yang produktif menjadi lebih produktif.

Apabila semua itu bisa berjalan. Tidak ada alasan untuk internal perusahaan menjadi tidak stabil.

#5. Penggunaan Sumber Daya dengan Efisien

Fungsi pengarahan jelas akan mengarah kepada ini: efisiensi perusahaan.

Orang, uang, alat, mesin selalu diarahkan agar efisien. 

Dengan fungsi pengarahan orang akan jelas: dia akan melakukan apa, dimana, kapan, menggunakan apa dan berapa anggarannya. Sudah jelas. Efisien.

Pengarahan akan memagari hal hal yang tidak jelas. Yang tidak jelas tentu tidak akan dijalankan. Yang tidak efisien ditinggalkan.

Dengan begitu: sumber daya yang dimiliki bisa bekerja secara maksimal. Memberik keuntungan maksimum. Meminimalkan biaya. Ujungnya: menambah profit.

#6. Koping Perubahan

Koping adalah proses penyesuaian diri terhadap perubahan perubahan yang terjadi. 

Dalam hukum ekonomi, kondisi akan selalu mengalami perubahan. Yang dulunya lambat sekarang menjadi cepat, yang dulu dibutuhkan menjadi tidak dibutuhkan, yang dulu mahal menjadi murah, yang murah menjadi mahal. Semua pasti akan berubah. Cepat atau lambat.

Perubahan harus direspon oleh perusahaan. Agar tetap bisa bertahan. Eksis dengan pasarnya, tidak kehilangan pelanggannya, tidak kehilangan karyawannya, tidak kehilangan momentumnya, dan tidak kehilangan keuntungannya.

Perubahan internal perusahaan juga sangat bisa terjadi. Perubahan bisa membuat atasan atau bawahan menjadi kaku. Tidak siap. Ketinggalan.

Pengarahan bisa diandalkan untuk bisa menghadapi perubahan itu. Pengarahan digunakan untuk beradapatasi dengan kondisi yang baru. Baik internal ataupun eksternal. 

Sederhananya begini, jika dulu bawahan diarahkan atau ditugaskan untuk begini, maka sekarang ditugasnya diubah menjadi begitu. Dulu tugas disini, sekarang ganti tugas disana. Dulu jual disini, sekarang jual disana. Dulu pakai surat, sekarang pakai email. Sekarang pakai email nanti diganti Whatsapp. Dan semua perubahan lainnya yang sedang terjadi. Atau menuntut terjadi. Atau yang akan terjadi.

Perubahan itu niscaya, meninggalkan yang tidak setuju. Adaptasi itu perlu, Setuju ataupun tidak setuju.

Fungsi pengarahan bisa dimanfaatkan manajemen. Untuk berkomunikasi bahwa ada sifat dan isi yang berubah. Memberitahu kepada bawahan secara jelas dan mudah dimengerti.

Tantangan dalam Fungsi Pengarahan

Fungsi pengarahan tidak berjalan normal begitu saja. Tentu disetiap bidang. Apapun itu: punya tantangan tersendiri. Tidak terkecuali dalam menjalankan fungsi pengarahan. Berikut diantaranya:

actuating adalah

#1. Tingkah Laku Manusia (Human Behavior)

Tidak ada salahnya manajemen mempelajari ilmu ini: psikologi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial. Dan ilmu lainnya. Yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.

Ilmu itu cukup penting. Jika dikaitkan dengan fungsi pengarahan. Karena ini: didalam manajemen terdiri dari banyak orang. Banyak pihak. Banyak kepala. Banyak ide. Dan banyak masalah.

Setiap anggota individu dalam manajemen: tidak sama. Tingkah lakunya berbeda.

Ada yang rajin. Ada yang malas. Ada yang penjilat. Ada yang pencitraan. Ada yang agresif. Ada yang gila kuasa. Ada yang sungguh sungguh.  Macam - macam tingkahnya.

Pengarahan tidak akan sukses jika tidak melihat bagaimana tingkah laku anggota individu dalam organisasi. Ini penting. Pendekatan setiap individu: berbeda. Pendekatan tiap kelompok kerja: berbeda. Cara mengarahkannya: berbeda.

Pengarahan tugasnya: menyatukan yang berbeda beda itu untuk kompak. Melakukan hal yang sama. Secara bersama. Yang sesuai dengan tujuan organisasi.

#2. Hubungan Manusia

Hubungan manusia disini adalah hubungan antar individu dengan individu. Atau individu dengan kelompok. Dalam wadah organisasi.

Setiap anggota organisasi pasti akan berhubungan. Satu sama lain. Dengan membawa urusan masing masing.

Karena setiap individu tidak sama. Kepentingnya juga tidak sama. Tingkah lakunya tidak sama. Maka potensi konflik akan ada. Oleh siapa saja. Bisa individu, bisa kelompok.

Fungsi pengarahan bisa digunakan untuk ini. Menyelaraskan hubungan manusia ini. Instruksinya digunakan untuk menyatukan. Mempersempit ruang konflik. Menjembatani antar individu dan kelompok.

#3. Kepemimpinan

Ini penting. Bahkan sangat penting. Untuk dipelajari oleh manajemen. Khususnya manajemen puncak. Atau pihak yang punya bawahan. Sukses tidaknya pengarahan: terserah pemimpinnya. Terserah kepemimpinnya.

Pemimpin adalah orangnya. Kepemimpinan: gaya memimpinnya. Gaya mengarahkannya, gaya koordinasinya, gaya membina anak buahnya. Agar mereka mau melakukan apa yang diinginaknnya.

Harus tahu: kapan tegas, kapan santun. Harus mengerti: kapan instruksi, kapan motivasi.

Pengalaman sangat berpengaruh terhadap sifat kepemimpinan seseorang.

#4. Komunikasi

Mungkin ini adalah seninya fungsi pengarahan. Bagaimana cara menyampaikan pesan. Caranya menyuruh orang. Caranya memotifasi orang. Caranya meredakan konflik: komunikasi.

Ilmu mendasar yang harus dimiliki oleh manajemen. Yang punya wewenang dalam pengarahan.

"Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan perintah, laporan, berita, ide,gagasan, pesan atau informasi dari komunikator (pengirim) kepada pihak lain (penerima) agar di antara merekasaling berinteraksi".
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan.

Ada 4 fungsi dari komunikasi:
  1. Instruktive: memberi perintah kepada bawahan.
  2. Evaluative: memberi laporan bawahan kepada atasan
  3. Informative: menyampaikan berita, pesan sebagai info tambahan
  4. Influencing: memberi saran atau nasihat.

6 Karakteristik Pengarahan

Ilmu dan praktek pengarahan berkembang dari waktu ke waktu. Ada beberapa karakteristik dalam ilmu pengarahan.
directing adalah

#1. Pervasive Function

Pervasive function adalah bentuk pengarahan yang diterima diberbagai tingkatan organisasi perusahaan. Setiap manajer. Setiap atasan memberikan petunjuk kepada masing masing bawahannya.

#2. Continous Activity

Fungsi pengarahan dilakukan terus menerus. Tanpa henti. Sepanjang organisasi berdiri. Sepanjang perusahaan beroperasi. Dilakukan dengan konsisten. Dengan kualitas dan cara yang berkembang.

#3. Human Factor

Human faktor adalah perilaku manusia. Perilaku yang tidak sulit diprediksi. Perilaku yang kompleks. Satu sama lain:tidak sama. Sedangkan arahan yang diberikan: sama. Fungsi pengarahan sangat dekat dengan human factor. Selalu diperhatikan. Dimanapun organisasinya. Apapun bisnis perusahaannya.

#4. Creative Activity

Ini salah satu fungsi pengarahan: mengubah rencana menjadi tindakan. Jika tanpa diarahkan: seorang bawahan menjadi tidak aktif. Tenaga, pikiran dan ide idenya tidak berkontribusi maksimal.

#. 5 Executive Function

Maksudnya begini: bawahan menerima dan menjalankan intruksi hanya dari atasannya saja. Fungsi pengarahan dijalankan oleh semua executive. Atau semua level manajer. Disemua jenjang atau tingkatan manajemen.

Selain pihak itu: intruksinya tidak akan dijalankan oleh bawahan.

#6. Delegated Function

Atasan. Diamanapun itu. Siapapun itu. Punya keterbatasan. Dalam bekerja memimpin bawahannya. Fungsi ini membuat pengarahan menjadi mudah. Mendelegasikan kewenangannya kepada orang lain. Yang dipercaya. Yang memiliki kualitas. Yang mampu membantunya mengurus pekerjaan yang kompleks.


Sumber :
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 

0 Komentar